1. Perbedaan antara Riset Tindakan Kelas dengan Riset Formal
TOPIK
|
PENELITIAN FORMAL
|
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
|
Pelatihan
yang dibutuhkan oleh peneliti
|
Ekstensif
|
sendiri
atau dengan konsultasi
|
Tujuan
penelitian
|
Pengetahuan
yang digeneralisasikan
|
Pengetahuan
untuk diterapkan ke situasi lokal
|
Metode
mengidentifikasi masalah yang harus dipelajari
|
Tinjauan
penelitian sebelumnya
|
Masalah
atau tujuan saat ini dihadapi
|
Prosedur
untuk tinjauan pustaka
|
dengan
menggunakan sumber-sumber utama
|
Lebih
sepintas, dengan menggunakan sumber-sumber sekunder
|
Pendekatan
sampling
|
Sampel
acak atau perwakilan
|
Mahasiswa
atau klien dengan siapa mereka bekerja
|
Desain
penelitian
|
Kontrol
yang ketat, kerangka waktu yang panjang
|
prosedur,
berubah selama studi; kerangka waktu cepat; kontrol melalui triangulasi
|
Prosedur
Pengukuran
|
Mengevaluasi
dan mengukur pretest
|
ukuran
yang sesuai atau tes yang berdasarkan standar
|
Analisis
data
|
Uji
statistik; teknik kualitatif
|
data
berfokus pada praktis, tidak signifikansi statistik; menyajikan data mentah
|
Penerapan
hasil
|
Penekanan
pada signifikansi teoretis
|
Penekanan
pada signifikansi praktis
|
Contoh :
Contoh judul Penelitian Formal :
“ Model Pembelajaran Portofolio dan Peningkatan
Kemampuan Berfikir Kritis Analisis Mahasiswa Pada Pengajaran Pkn ”
Penelitian Tindakan Kelas
2. Langkah-langkah untuk Penelitian
Tindakan Kelas Disertai Contohnya
· Baca literatur tentang topik Anda (yang ERIC database sumber yang sangat baik)
· Rencanakan secara keseluruhan strategi penelitian dan strategi pengumpulan data Anda
· Mengumpulkan data (memperbaiki metode yang diperlukan)
· Memahami data (kualitatif dan / atau kuantitatif)
· Mencapai kesimpulan mengenai pertanyaan Anda. Apa makna praktis dari temuan Anda?
· Mengambil tindakan berdasarkan pada kesimpulan
· Berbagi temuan-temuan Anda dengan orang lain
Contoh :
Penelitian
Tindakan kelas
Laporan
Penelitian Tindakan Kelas - Pkn
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan
peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten
untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan
semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, perlu ditingkatkan terus menerus untuk
memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen
bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan (KBK 2004 dan Standar Isi 2006) ditegaskan bahwa :
I. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan :
Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya
II. Standar Isi dan
Standar Kompetensi Lulusan
Standar isi Pendidikan Kewarganegaraan SMA/SMK/MA :
1.
Memahami hakekat
Bangsa dan Negara kesatuan Republik Indonesia
2.
Menganalisis sikap
positif terhadap penegakan hokum, peradilan nasional, dan tindakan anti korupsi
3.
Meganalisis
pola-pola dan partisipasi aktif dalam pemajuan, penghormatan serta penegakan
HAM baik di Indonesia maupun luar negeri
4.
Menganalisis peran
dan hak warganegara dan system pemerintahan Negara Kesatuan Repbulik Indonesia
5.
Menganalisis budaya
politik demokrasi, konstitusi, kedaulatan Negara, keterbukaan dan keadilan di
Indonesia
6.
Mengevaluasi
hubungan Internasional dan sistem hokum internasional
7.
Mengevaluasi sikap
berpolitik dan bermasyarakat madani sesuai dengan pancasila dan UUD 1945
8.
Mengaalisis peran
Indonesia dalam politik dan hubungan Internasional, regional dan kerjasama
Global lainnya
9.
Menganalisis sistem
hokum internasional, timbulnya konflik internasional, dan mahkamah
internasional.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1.
Apakah pembelajaran
model Problen Based Learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
HAM dalam masalah PKn?
2.
Bagaimana penerapan
pembelaran model Problem Based Learning di kelas dalam mata pelajaran PKn?
3.
Sejauh manakah
pendekatan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
C. PEMECAHAN MASALAH
PKn sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan
“How to Develop Better Civics Behaviours” membekali siswa untuk mengembangkan
penalarannya disamping aspek nilai dan moral, banyak memuat materi sosial. PKn
merupakan salah satu dari lima tradisi pendidikan IPS yakni citizenship
transmission, saat ini sudah berkembang menjadi tiga aspek PKn (Citizenship
Education), yakni aspek akademis, aspek kurikuler dan aspek sosial budaya.
Implementasiya sangat dibutuhkan guru yang profesional,
guru yang profesional dituntut menguasai sejumlah kemampuan dan keterampilan,
antara lain :
1.
Kemampuan menguasai
bahan ajar
2.
Kemampuan dalam
mengelola kelas
3.
Kemampuan dalam
menggunakan metode, media dan sumber belajar
4.
Kemampuan untuk
melakukan penilaian baik proses maupun hasil
Selanjutnya UNESCO dalam Soedijarto (2004 : 10-18)
mencanangkan empat pilar belajar dalam pembelajaran (termasuk model Problem
Based Learning) :
1.
Learning to Know (
penguasaan ways of knowing or mode of inquire)
2.
Learning to do (
controlling, monitoring, maintening, designing, organizing)
3.
Learning to live
together
4.
Learning to be [3]
Berdasarkan uraian analisis permasalahan diatas,
pendekatan model Problem Based Learning apabila diterapkan di kelas akan dapat
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah HAM dalam mata pelajaran PKn.
D. TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan Penelititan Tindakan Kelas ini adalah meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah HAM dalam mata pelajaran PKn khususnya kelas X Ak
pada SMKN 3 Jakarta, sehingga pembelajaran PKn menjadi lebih menyenangkan dan
menimbulkan kreatifitas.
E. MANFAAT HASIL
PENELITIAN
Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat untuk :
1. Memperbaiki
proses belajar mengajar dalam pelajaran PKn di Sekolah Menengah Kejuruan.
2. Mengembangkan
kualitas guru dalam mengajarkan pedidikan kewarganegaraan di Sekolah Menengah
Kejuruan.
3. Memberikan
alterntif kegiatan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
4. Menciptakan rasa
senang belajar Pendidikan Kewarganegaraan selama pelajaran berlangsung dengan
adanya “The Involvement of Participaton melalui Problem Based Learning.”
BAB II
KAJIAN TEORI DAN
KERANGKA BERPIKIR
A. KAJIAN TEORI
1. Hakekat
Pembelajaran PKn
a. Pengertian
belajar
Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri
seseorang melalui penguatan ( reinforcement), sehingga terjadi perubahan yang
bersifat permanen dan persisten pada dirinya sebagai hasil pengalaman (Learning
is a change of behaviour as a result of experience), demikian pendapat John
Dewey, salah seorang ahli pendidikan Amerika Serikat dari aliran Behavioural
Approach.
Kelas PKn sebagai
laboratorium demokrasi. Melalui PKn, pemahaman sikap dan perilaku demokratis
dikembangkan bukan semata-mata melalui ‘mengajar demokrasi” (teaching
democracy), tetapi melalui model pembelajaran yang secara langsung
menerapkan cara hidup secara demokrasi (doing democracy).
B. KERANGKA
BERPIKIR
1. Meningkatkan
hasil belajar PKn melalui model Problem Based Learning
Hasil belajar adalah segala kemampuan yang dapat dicapai
siswa melalui proses belajar yang berupa pemahaman dan penerapan pengetahuan
dan keterampilan yang berguna bagi siswa dalam kehidupannya sehari-hari serta
sikap dan cara berpikir kritis dan kreatif dalam rangka mewujudkan manusia yang
berkualitas, bertanggung jawab bagi diri sendir, masyarakat, bangsa dan negara
serta bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Hasil belajar PKn adalah hasil belajar yang dicapai siswa
setelah mengikuti proses pembelajara PKn berupa seperangkat pengetahuan, sikap,
dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa untuk kehidupan sosialnya baik
untuk masa kini maupun masa yang akan datang yang meliputi: keragaman suku
bangsa dan budaya Indonesia, keragaman keyakinan (agama dan golongan) serta
keragaman tingkat kemampuan intelektual dan emosional. Hasil belajar didapat
baik dari hasil tes (formatif, subsumatif dan sumatif), unjuk kerja
(performance), penugasan (Proyek), hasil kerja (produk), portofolio, sikap
serta penilaian diri.
2. Pendekatan dan
penerapan model Problem Based Learning dalam mata pelajaran PKn
Pembelajaran model Problem Based Learning berlangung
secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, menemukan dan
mendiskusikan masalah serta mencari pemecahan masalah, bukan transfer
pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa megerti apa makna belajar, apa manfaatya,
dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang
mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Siswa terbiasa memecahkan masalah,
menemukan sesuatu yang bergua bagi dirinya dan bergumul dengan ide-ide.
C. HIPOTESIS
TINDAKAN
Dengan demikian dapat diduga bahwa:
1.
Pembelajaran dengan
model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran
PKn siswa kelas X Ak SMKN 3 Jakarta
2.
Pedekatan model
Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran
efektif, aktif dan kreatif.
BAB III
Pelaksanaan
Penelitian
A. Perencanan Penelitian
1. Desain
penelitian
Penelitian ini merupakan pengembangan metode dan strategi
pembelajaran. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan
kelas (Class Action Research) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan bersama
sama untuk peneliti dan decision maker tentang variable yang dimanipulasikan
dan dapat digunakan untuk melakukan perbaikan.
Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini
antara lain : catatan guru, catatan siswa, rekaman tape recorder, wawancara,
angket dan berbagai dokumen yang terkait dengan siswa.
2. Tempat
Penelitian ini dilakukan di
SMK Negeri 3 Jakarta pada siswa kelas I AK, dengan jumlah siswa 37 orang, yang
terdiri dari 3 orang laki-laki dan 34 orang perempuan. Penelitian dilaksanakan
pada saat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berlangsung dengan pokok
bahasan “Peran Serta dalam Penghormatan dan Penegakan HAM”.
3. Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan selama 4 (empat) bulan dimulai
pada pertengahan bulan Agustus sampai dengan pertengahan bulan Desember 2007.
4. Prosedur
Penelitian
Siklus I
A. Perencanaan
- Identifikasi masalah dan penetapan alternative pemecahan masalah.
- Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar.
- Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
- Memilih bahan pelajaran yang sesuai
- Menentukan scenario pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan pembelajaran berbasis masalah. (PBL).
- Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat Bantu yang dibutuhkan.
- Menyusun lembar kerja siswa
- Mengembangkan format evaluasi
- Mengembangkan format observasi pembelajaran.
B. Tindakan
- Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran.
- Siswa membaca materi yang terdapat pada buku sumber.
- Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang terdapat pada buku sumber.
- Siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS).
C. Pengamatan
- Melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan yaitu dengan alat perekam, catatan anekdot untuk mengumpulkan data.
- Menlai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar kerja siswa (LKS).
- D. Refleksi
- Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasai mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.
- Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang scenario pembelajaran dan lembar kerja siswa.
Siklus II
- A. Perencanaan
- Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi dan penetapan alternative pemecahan masalah.
- Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.
- Pengembangan program tindakan II.
B. Tindakan
Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada
identifikasi masalah yang muncul pada siklus I, sesuai dengan alternative
pemecahan maslah yang sudah ditentukan, antara lain melalui:
1.
Guru melakukan
appersepsi
2.
Siswa yang
diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dan tujuan yang ingin dicapai
dalam pembelajaran.
3.
Siswa mengamati
gambar-gambar / foto-foto yang sesuai dengan materi.
4.
Siswa bertanya
jawab tentang gambar / foto.
5.
Siswa menyelesaikan
tugas pada lembar kerja siswa.
C. Pengamatan
(Observasi)
·
Melakukan observasi
sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang
diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
·
Menilai hasil
tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.
D. Refleksi
·
Melakukan evaluasi
terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data yang terkumpul.
·
Membahas hasil
evaluasi tentang scenario pembelajaran pada siklus II.
·
Memperbaiki
pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus
III
·
Evaluasi tindakan
II
BAB IV
Hasil Penelitian
dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
Pembelajaran PKn dikelas I SMK Negeri 3 Jakarta ini
dilakukan dalam dua siklus.
Dengan model problem based learning guru hanya
mengarahkan strategi yang efektif dan efisien yaitu belajar bagaimana cara
belajar ( learning how to learn). Dalam metode learning how to learn guru hanya
sebagai guide (pemberi arah/petunjuk) untuk membantu siswa jika menemukan
kesulitan dalam mempelajari dan menyelesaikan masalah. Melalui metode learning
how to learn siswa dapat mengeksplorasi dan mengkaji setiap persoalan, setiap
kasus Hak Asasi Manusia yang meliputi:
1.
Hak untuk hidup
(membahas tentang pro dan kontra pengguguran kandungan/aborsi)
2.
Hak wanita (Hak
perempuan) membahas tentang pro dan kontra perkawinan dibawah tangan ( nikah
syiri)
3.
Hak anak (membahas
tentang peluang anak yang cacat untuk memperoleh pendidikan serta untuk
memperoleh perlakuan bahwa setiap orang baik yang normal maupun yang cacat
dilindungi oleh hukum
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV diatas, ada
beberapa temuan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu:
1.
Skor rerata
aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran mengalami peningkatan dari
siklus pertama sampai siklus kedua. Pada siklus pertama keberanian siswa dalam
bertanya dan mengemukakan pendapat meningkat dari 70.33 % menjadi 85,55 %
mengalami kenaikan sebesar 15,22 %
2.
Skor rerata
aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran mengalami penurunan
dari siklus pertama sampai siklus kedua. Pada siklus pertama rerata skor
aktivitas siswa yang tidak relevan sebesar 21,26 %, sedangkan pada siklus kedua
sebesar 9,25 % mengalami penurunan sebesar 12,01 %
Berdasarkan temuan hasil penelitian ini dapat
dismpulkan bahwa model Problem Based Learning dapat meningkatkan
kemampuan siswa memecahkan masalah Hak Asasi Manusia dalam pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan pada siswa SMK Negeri 3 Jakarta.
B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan diatas, dapat diasarankan agar:
1.
melalui
pembelajaran model Problem Based Learning, gurur dapat dengan mudah merespon
potensi atau modalitas siswa daoam setiap kelompok belajar, apakah tergolong
kepada kelompok Visual, atau kelompok Auditorial atau kelompok Kinestetik.
Dengan demikian seorang guru yang profesional dapat elbih efektif dapat
melakuakn kegiatan proses belajar mengajar, serta dengan mudah dapat merespon
perbedaan0perbedaan potensi yang dimiliki peserta didiknya
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, H. Rozali, dan Syamsir, 2002, Perkembangan Hak
Asasi Manusia dan Keberadaan Peradilan Hak Asasi Manusia di Indonesia, Jakarta,
PT. Ghalia Indonesia
Alfian, 1980, Politik, Kebudayaan dan Manusia Indonesia,
Jakarta, LP3ES
Anonim, 1993, Keputusan Presiden Republik Indonesia No.
50 tahun 1993 tentang Kominsi Nasional Hak Asasi Manusia
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi, 2006,
Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bina Aksara
Budimansyah, Dasim, 2002, Model Pembelajaran dan Penelian
Portofolio, Bandung, PT. Genesindo
Budiardjo, Prof. Miriam, 1995, Dasar-Dasar Ilmu Politik,
Jakarta, Gramedia
Depdiknas, 2006, Standar Kompetensi Kurikulum Pendidikan
Kewarganegaraan tahun 2006, Jakarta, Depdiknas
No comments:
Post a Comment