Makalah Individu
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Multikultur
Disusun oleh :
Ardi Widayanto
07401241043
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN HUKUM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2009
PENDAHULUAN
Budaya berasal dari bahasa sanskerta
yaitu Budhayah bentuk jamak dari budi dan akal. Sedangkan kata budaya ialah
perkembangan majemuk dari budidaya yang berarti daya dan budi. Hakekat budaya
adalah hasil daya dari budi berupa Cipta, Karsa, Rasa. Defenisi kebudayaan
adalah sejumlah kepandaian dan pengalaman-pengalaman generasi-generasi angkatan
manusia, yang telah dipelajarkan pada tiap-tiap generasi baru dan yang tersusun
dalam masyarakat.
Salah satu aspek kebudayaan adalah adat.
Adat ialah segala sesuatu kebiasaan-kebiasaan generasi-generasi angkatan
manusia, yang telah dipelajarkan pada tiap-tiap generasi baru; telah tersusun
rapi dalam masyarakat dan dibatasi oleh norma-norma tertentu. C. Kluchkhon
menyimpulkan ada 7 unsur kebudayaan (cultural
universals) : peralatan dan
perlengkapan hidup manusia, mata pencaharian hidup dan sitem-sistem
ekonomi, Sistem kemasyarakatan, Bahasa, Kesenian, Sistem pengetahuan, dan Religi.
PEMBAHASAN
A. Betawi
Suku Betawi berasal dari hasil
kawin-mawin antar etnis dan bangsa di masa lalu. Secara biologis, mereka yang
mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku
dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Apa yang disebut dengan
orang atau suku Betawi sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta. Kelompok
etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih
dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Jawa, Arab, Bali, Sumbawa, Ambon,
Melayu dan Tionghoa. Kata Betawi digunakan untuk menyatakan suku asli yang
menghuni Jakarta dan bahasa Melayu Kreol yang digunakannya, dan juga kebudayaan
Melayunya. Kata Betawi sebenarnya berasal dari kata "Batavia," yaitu
nama kuno Jakarta yang diberikan oleh Belanda.
1.
Sejarah
Suku Betawi
Suku Betawi sebenarnya terhitung
pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai
kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang
Sunda, Jawa, Arab, Bali, Sumbawa, Ambon, dan Melayu. Dalam pergaulan
sehari-hari, mereka lebih sering menyebut diri berdasarkan lokalitas tempat
tinggal mereka, seperti orang Kemayoran, orang Senen, atau orang Rawabelong.
Pengakuan terhadap adanya orang Betawi
sebagai sebuah kelompok etnis dan sebagai satuan sosial dan politik dalam
lingkup yang lebih luas, yakni Hindia Belanda, baru muncul pada tahun 1923,
saat Moh. Husni Thamrin, tokoh masyarakat Betawi mendirikan Perkoempoelan Kaoem
Betawi. Barulah segenap orang Betawi sadar bahwa mereka merupakan sebuah golongan,
yakni golongan orang Betawi.
2.
Bahasa
Sifat campur-aduk dalam dialek Betawi
adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil
perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain
di Nusantara maupun kebudayaan asing. Ada juga yang berpendapat bahwa suku
bangsa yang mendiami daerah sekitar Batavia juga dikelompokkan sebagai suku
Betawi awal (proto Betawi). Menurut sejarah, Kerajaan Tarumanagara, yang
berpusat di Sundapura atau Sunda Kalapa, pernah diserang dan ditaklukkan oleh
kerajaan Sriwijaya dari Sumatera. Oleh karena itu, tidak heran kalau etnis
Sunda di pelabuhan Sunda Kalapa, jauh sebelum Sumpah Pemuda, sudah menggunakan
bahasa Melayu, yang umum digunakan di Sumatera, yang kemudian dijadikan sebagai
bahasa nasional.
Karena perbedaan bahasa yang digunakan
tersebut maka pada awal abad ke-20, Belanda menganggap orang yang tinggal di
sekitar Batavia sebagai etnis yang berbeda dengan etnis Sunda dan menyebutnya
sebagai etnis Betawi (kata turunan dari Batavia). Walau demikian, masih banyak
nama daerah dan nama sungai yang masih tetap dipertahankan dalam bahasa Sunda
seperti kata Ancol, Pancoran, Cilandak, Ciliwung, Cideng (yang berasal dari
Cihideung dan kemudian berubah menjadi Cideung dan tearkhir menjadi Cideng),
dan lain-lain yang masih sesuai dengan penamaan yang digambarkan dalam naskah
kuno Bujangga Manik yang saat ini disimpan di perpustakaan Bodleian, Oxford,
Inggris. Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa
Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa
Indonesia dialek Betawi.
3.
Seni
Dalam bidang kesenian, misalnya, orang
Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tionghoa,
tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab, Keroncong Tugu
dengan latar belakang Portugis-Arab,dan Tanjidor yang berlatarbelakang
ke-Belanda-an. Saat ini Suku Betawi terkenal dengan seni Lenong, Gambang
Kromong, Rebana Tanjidor dan Keroncong.
4.
Kebudayaan
Sifat campur-aduk dalam dialek Betawi
adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil
perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain
di Nusantara maupun kebudayaan asing. Dalam bidang kesenian, misalnya, orang
Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tiongkok,
tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab, Keroncong Tugu
dengan latar belakang Portugis-Arab,dan Tanjidor yang berlatarbelakang
ke-Belanda-an. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah
keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa. Mereka adalah hasil
kawin-mawin antaretnis dan bangsa di masa lalu.
5.
Kepercayaan
Orang
Betawi sebagian besar menganut agama Islam. Pengaruh Islam yang kuat ini disebabkan
oleh sejarah kota Jakarta yang dulunya merupakan pelabuhan yang banyak
didatangi oleh pedagang dari Arab dan Gujarat yang membawa agama Islam. Ada
pula yang menganut agama Kristen walaupun sedikit. Di antara suku Betawi yang
beragama Kristen, ada yang menyatakan bahwa mereka adalah keturunan campuran
antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis.
6.
Perilaku dan sifat
Asumsi
kebanyakan orang tentang masyarakat Betawi ini jarang yang berhasil, baik dalam
segi ekonomi, pendidikan, dan teknologi. Padahal tidak sedikit orang Betawi
yang berhasil. Beberapa dari mereka adalah Muhammad Husni Thamrin, Benyamin
Sueb, dan Fauzi Bowo yang menjadi Gubernur Jakarta saat ini. Ada beberapa hal
yang positif dari Betawi antara lain Jiwa sosial mereka sangat tinggi, walaupun
terkadang dalam beberapa hal terlalu berlebih dan cenderung tendensius. orang
betawi juga sangat menjaga nilai-nilai agama yang tercermin dari ajaran
orangtua (terutama yang beragama islam), kepada anak-anaknya.
Masyarakat
betawi sangat menghargai pluralisme. hal ini terlihat dengan hubungan yang baik
antara masyarakat betawi dan pendatang dari luar Jakarta. Orang betawi sangat
menghormati budaya yang mereka warisi. terbukti dari perilaku kebanyakan warga
yang mesih memainkan lakon atau kebudayaan yang diwariskan dari masa ke masa
seperti lenong, ondel-ondel, gambang kromong, dan lain-lain. Memang tidak bisa
dipungkiri bahwa keberadaan sebagian besar masyarakat betawi masa kini agak
terpinggirkan oleh modernisasi di lahan lahirnya sendiri (baca : Jakarta).
namun tetap ada optimisme dari masyarakat betawi generasi mendatang yang
justreu akan menopang modernisasi tersebut.
7.
Kesimpulan
Sebagian
besar masyarakat Betawi masih mengenal dan menjalani tradisi-tradisi mereka,
namun hampir sebagian besar generasi muda sekarang hanya sebatas mengenal
kesenian itu saja, tidak bisa memainkan kesenian tersebut. Salah satu sebab mengapa generasi muda tidak
lagi mahir/menguasai kesenian Betawi karena orang tua mereka tidak
memperkenalkan kebudayaan/kesenian kepada mereka. Seperti pepatah tidak kenal maka tak sayang,
begitulah kondisi yang ada saat ini. Sebagian kecil saja masyarakat Betawi yang
memandang kedatangan pendatang baru merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup
dan kebudayaan Betawi.
B.
Batak
Batak adalah nama sebuah suku bangsa di
Indonesia. Suku ini kebanyakan bermukim di Sumatera Utara. Menurut kamus umum
bahasa Indonesia Batak mempunya 2 arti, yang pertama adalah orang-orang dari
sub-etnis yang tinggal di provinsi Sumatra utara dan arti yang kedua adalah
(sastra) petualang, pengembara, sedang membatak berarti berpetualang, pergi
mengembara, menyamun, merampok dan arti dari pembatak adalah perampok/penyamun.
Walaupun demikian arti kata Batak bernada negatif, tetapi orang Batak dikenali
dengan sikap dan tindakannya yang khas, yaitu terbuka, keras dan
apa-adanya.
1.
Kebudayaan
Yang dimaksud dengan kebudayaan Batak
yaitu seluruh nilai-nilai kehidupan suku bangsa Batak diwaktu-waktu mendatang
merupakan penerusan dari nilai kehidupan lampau dan menjadi faktor penentu
sebagai identitasnya. Refleksi dari nilai-nilai kehidupan tersebut menjadi
suatu cirri yang khas bagi suku bangsa Batak yakni : Keyakinan dan kepercayaan
bahwa ada Maha Pencipta sebagai Tuhan yang menciptakan alam semesta beserta
segala sesuatu isinya, termasuk langit dan bumi.
2.
Kepercayaan
Agama lama Batak disebut Debata Mulajadi
Na Bolon yang artinya Tuhan yang pertama ada dan yang berkuasa. Mirip dengan
dua agama besar dunia Islam dan Kristen, agama Batak hanya mengenal satu Yang
Maha Kuasa, walau kadang disisi lain ada juga yang animisme dan dinamisme
seperti adanya kegiatan membuat persembahan kepada penghuni-penghuni suatu
tempat. Diperkirakan agama Hindu lama
cukup mempengaruhi perkembangan budaya Batak, seperti dapat dilihat dari kosa
kata yang diserap dari bahasa Hindi dalam banyak kosa kata bahasa Batak, dan
terdapatnya candi-candi Hindu di Padang Bolak. Menyangkut jiwa dan roh, suku
Batak mengenal tiga konsep, yaitu:
a)
Tondi
Tondi adalah jiwa atau roh seseorang
yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi memberi nyawa kepada manusia.
Tondi di dapat sejak seseorang di dalam kandungan.Bila tondi meninggalkan badan
seseorang, maka orang tersebut akan sakit atau meninggal, maka diadakan upacara
mangalap (menjemput) tondi dari sombaon yang menawannya.
b)
Sahala
Sahala adalah jiwa atau roh kekuatan
yang dimiliki seseorang. Semua orang memiliki tondi, tetapi tidak semua orang
memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah atau kesaktian yang dimiliki
para raja atau hula-hula.
c)
Begu
Begu adalah tondi orang telah meninggal,
yang tingkah lakunya sama dengan tingkah laku manusia, hanya muncul pada waktu
malam.
Beberapa begu yang ditakuti oleh orang
Batak, yaitu:
·
Sombaon, yaitu begu
yang bertempat tinggal di pegunungan atau di hutan rimba yang gelap dan
mengerikan.
·
Solobean, yaitu begu
yang dianggap penguasa pada tempat tempat tertentu
·
Silan, yaitu begu dari
nenek moyang pendiri huta/kampung dari suatu marga
·
Begu Ganjang, yaitu
begu yang sangat ditakuti, karena dapat membinasakan orang lain menurut
perintah pemeliharanya.
Demikianlah religi dan kepercayaan suku
Batak yang terdapat dalam pustaha, yang walaupun sudah menganut agama Kristen,
dan berpendidikan tinggi. Namun orang Batak belum mau meninggalkan religi dan
kepercayaan yang sudah tertanam di dalam hati sanubari mereka. Ada juga
kepercayaan yang ada di Tarutung tentang ular (ulok) dengan boru Hutabarat
bahwa boru Hutabarat tidak boleh dikatakan cantik di Tarutung. Apabila
dikatakan cantik maka nyawa wanita tersebut tidak akan lama lagi, menurut
kepercayaan orang itu.
Dijaman Modern ini orang Batak biasanya
menganut 2 agama besar yaitu Kristen dan Islam dimana perbandingan jumlah
penganutnya dapat dikatakan hampir sama besar. Perkembangan pesat dua agama
baru ini dimulai sekitar 200-300 tahun yang lalu. Kedua agama baru ini dapat
dengan mudah diterima sebab masih dapat menunjang aspirasi yang ada di adat
Batak. Sekarang agama Batak lama sudah mulai ditinggalkan dengan makin kuatnya
pengaruh keIslaman dan keKristenan.
3.
Bahasa
Bahasa
Batak sebenarnya merupakan nama sebuah rumpun bahasa yang berkerabat yang
dituturkan di Sumatra Utara. Mereka menggunakan aksara Batak. Bahasa Batak bisa
dibagi menjadi beberapa kelompok:
a)
Bahasa-bahasa Batak
Utara
·
Bahasa Alas
·
Bahasa Karo
b)
Bahasa Simalungun
c)
Bahasa-bahasa Batak
Selatan
·
Bahasa
Angkola-Mandailing
·
Bahasa Pakpak-Dairi
·
Bahasa Toba
4.
Silsilah
Silsilah atau Tarombo merupakan suatu
hal yang sangat penting bagi orang Batak. Setiap orang dari suku Batak
memelihara dan mengingat silsilahnya terhadap leluhur marganya dan hubungannya
dengan saudara-saudara marganya, begitu pula ia mengingat asal-muasal marga
orangtua perempuannya. Bagi mereka yang tidak mengetahui silsilahnya akan
dianggap sebagai orang Batak kesasar (nalilu). Orang Batak khusunya kaum Adam
diwajibkan mengetahui silsilahnya minimal nenek moyangnya yang menurunkan
marganya dan teman semarganya (dongan tubu). Hal ini diperlukan agar mengetahui
letak kekerabatannya (partuturanna) dalam suatu klan atau marga. Untuk
memudahkan mencari hubungan dengan teman semarganya, maka orang Batak menomori
generasinya terhadap leluhur pertama marganya, misalnya saja Panjaitan nomor
16, adalah generasi ke 16 dari Panjaitan yang pertama. Dan saudara-saudara dari
Panjaitan adalah Silitonga, Siagian dan Sianipar.
5.
Falsafah Batak
Secara umum, suku Batak memiliki
falsafah adat Dalihan Natolu yakni Somba Marhulahula (hormat pada pihak
keluarga ibu/istri), Elek Marboru (ramah pada keluarga saudara perempuan) dan
Manat Mardongan Tubu (kompak dalam hubungan semarga). Dalam kehidupan
sehari-hari, falsafah ini dipegang teguh dan hingga kini menjadi landasan
kehidupan sosial dan bermasyarakat di lingkungan orang Batak
(Silindung-Samosir-Humbang-Toba).
6.
Tulisan
Suku Batak juga mempunyai aksara sendiri
yang disebut Aksara Batak, biasa dituliskan di pada manuskrip kulit kayu atau
pahatan batu, termasuk salah satu peninggalan manuskrip yang terpenting di
dunia, banyak disimpan di musium-musium ternama di Jerman dan Belanda. Biasanya
ditulis oleh seorang Datu (Ahli Obat atau penyembuh) mencatat tentang cara
pengobatan dan obat-obatannya, sejarah, ilmu magic dan devinisi lainnya.
7.
Pendapat Lain
Satu suku bangsa berarti memiliki
bahasa, kesenian, dan adat istiadat yang sama, serta percaya berasal dari nenek
moyang yang sama. Dalam hal ini yang dikatakan suku bangsa Batak berarti
memiliki bahasa yang sama bahasa Batak bukan bahasa Toba, kesenian yang sama
gondang Batak bukan gondang Toba, dan adat istiadat yang sama adat Batak, serta
percaya berasal dari nenek moyang yang sama Si Raja Batak. Perlu juga kita
ketahui bersama bahwa hanya suku bangsa Batak (Silindung-Samosir-Humbang-Toba)
yang selau memakai identitas “BATAK” pada berbagai hal, seperti: RUMA BATAK,
HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN, GONDANG BATAK, BANGSO BATAK, SI RAJA BATAK.
Sedangkan suku-suku lain adalah hampr tidak ada memakai identitas “BATAK” ini.
Di luar hal tersebut tidak boleh dikatakan suku bangsa Batak.
Bagi sebagian orang ada beberapa suku
bangsa yang dimasukkan dalam rumpun suku bangsa Batak. Padahal perlu kita
ketahu bersama bahwa sejak zaman Kerajaan Batak hingga pembagian ke”distik”an
pada Huria Kristen Batak Protestan selalu membagi Tanah Batak dalam 4 wilayah,
yaitu: Silindung, Samosir, Humbang, dan Toba. Suku-suku yang dicaplok oleh
sebagaian orang itu pun ternyata mendapat perlawanan dari anggota suku
bangsanya sendiri untuk dimasukkan dalam suku bangsa Batak. Oleh sebab itu
untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, untuk hari-hari berikut
penyebutan suku bangsa Batak hendaknya hanya ditujukan bagi orang Silindung,
Samosir, Humbang, dan Toba.
Suku-suku yang bagi sebagian orang
dinyatakan sebagai suku bangsa Batak namun tak dapat dibuktikan kebenarannya,
yaitu: suku Alas, suku Kluet, suku Karo, suku Pakpak, suku Padang Lawas, suku
Simalungun, suku Angkola, dan suku Mandailing. Bahkan, suku Nias sempat
dinyatakan sebagai bagian suku bangsa Batak.
8.
Kesimpulan
Batak adalah salah satu etnis diantara
sekitar 200 etnis yang ada di Indonesia. Orang Batak dibedakan dari etnis
lainnya lebih karena kebudayaan yang didukung olehnya. Secara fisik orang Batak
tidak berbeda dengan etnis lainnya di Indonesia mereka termasuk Ras Mongoloid
dan lebih dekat ke sub-etnik melayu atau bangsa-bangsa yang menempati daerah di
sekitar kepulauan Nusantara, Asia tenggara dan kepulauan di selatan Pasifik.
Budaya Batak adalah cara hidup
bermasyarakat yang dikembangkan oleh pendukung budaya Batak, dimana disini
diatur pola dan bentuk hubungan diantara sesama anggota masyarakat Batak. Pada
filosofinya setiap orang Batak adalah bersaudara meraka berasal dari satu nenek
moyang yang sama yaitu Si Raja Batak yang tinggal disuatu desa di tepian Danau
Toba yang bernama Desa sianjur mula-Mula.
Suku Batak terdiri dari beberapa sub
suku yang berdiam di wilayah Sumatera Utara, khususnya Tapanuli. Sub suku Batak
adalah:
a.
Suku Batak Silindung
b.
Suku Batak Samosir
c.
Suku Batak Humbang
d.
Suku Batak Toba
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Batak
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Betawi
http://www.geocities.com/dibang_2001/html/batak.html.
http://www.geocities.com/triplefortune/betawi.ppt.
.............
.............
terima kasih atas infonya, membantu manambah pengetahuan dan bisa nambah bahan buat ngerjain tugas...
ReplyDeleteHubungi : 0822 – 9914 – 4728 (Rizky)
ReplyDeleteMenikah adalah tujuan dan impian Semua orang, Melalui HIS Graha Elnusa Wedding Package , anda bisa mendapatkan paket lengkap mulai dari fasilitas gedung full ac, full carpet, dan lampu chandeliar yg cantik, catering dengan vendor yang berpengalaman, dekorasi, rias busana, musik entertainment, dan photoghraphy serta videography.
Kenyaman dan kemewahan yang anda dapat adalah tujuan utama kami.
Ijin kak, buat bahan latihan bikin makalah🙏🏼
ReplyDelete