BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa disadari
memang kurang disosialisasikan kepada masyarakat. Generasi muda seakan-akan
kurang memaknai pentingnya mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila itu.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana keadaan
generasi muda pada masa sekarang ini?
2.
Faktor-faktor apa saja
yang mendukung perkembangan budaya barat
dikalangan generasi muda sekarang ini?
3.
Bagaimana dampak yang
mempengaruhi perkembangan generasi muda terhadap pengaruh luar?
4.
Bagaimana peran
pancasila dalam membentuk generasi muda dan kemandirian bangsa?
C. Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui
keadaan generasi muda pada masa sekarang ini
2.
Untuk mengetahui
faktor-faktor apa saja yang mendukung
budaya barat dikalangan genersi muda sekarang ini.
3.
Untuk mengetahui dampak
yang mempengaruhi perkembangan generasi muda terhadap pengaruh luar
4.
Untuk mengetahui peran pancasila dalam membentuk generasi muda
dan kemandirian bangsa.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari
pembuatan makalah ini antara lain:
1.
Manfaat Praktis
a.
Dapat digunakan untuk
memenuhi tugas mata kuliah pendidikan Pancasia
b.
Dapat digunkan sebagai
bahan bacaan untuk menembah pengetahuan pembaca
c.
Dapat digunakan untuk
kegiatan presentasi dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila
2.
Manfaat Teoritis
a. Dapat digunakan untuk pengetahuan pembaca
dalam masa kini dan masa datang
b.
Dapat digunakan sebagai
bahan dalam rangka membuat laporan tentang Pancasila dalam menyiapkan generasi muda
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keadaan Generasi Muda Pada Masa Sekarang Ini
Menurut
penelitian, sekitar 60 juta anak Indonesia menonton TV selama berjam-jam hampir
sepanjang hari. Berdasarkan penelitian Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA)
tahun 2002, di Jakarta, misalnya, anak-anak menghabiskan sekitar 30-35 jam di
depan pesawat TV selama seminggu atau 1560-1820 jam pertahun. Angka itu bahkan
jauh lebih besar daripada jam belajar anak di Sekolah Dasar (SD) yang kurang
dari 1.000 jam pertahun.
Yayasan Kita dan
Buah Hati pernah melakukan survei sepanjang tahun 2005 di antara kalangan
anak-anak SD, usia 9-12 tahun. Respondennya 1.705 anak di Jabodetabek.
Ditemukan, ternyata 80 persen dari anak-anak itu sudah mengakses materi
pornografi dari bermacam-macam sumber: komik-komik, VCD/DVD, dan situs-situs
porno. Di Indonesia, komik-komik porno harganya cuma Rp 2.000-Rp 3.000,
sementara VCD porno bisa Rp 10.000 dua keping. Itu bisa dibeli di stasiun
kereta, di depan sekolah, di depan kantor polisi, bisa di mana saja. Survei
lain, misalnya dari BKKBN 2002, menyebutkan hampir 40 persen remaja pernah
berhubungan seks sebelum menikah. BBC
dan CNN pada 2001 juga pernah
melaporkan, Indonesia dan Rusia merupakan pemasok terbesar materi pornografi
anak, di mana anak-anak ditampilkan dalam adegan-adegan seksual.Lebih dari 3
juta anak dilibatkan dalam pekerjaan yang berbahaya. Sekitar sepertiga pekerja
seks komersial berumur kurang dari 18 tahun; 40.000-70.000 anak lainnya telah
menjadi korban eksploitasi seksual. Sekitar 100.000 wanita dan anak-anak
diperdagangkan setiap tahunnya, di antaranya untuk bisnis seks. Belum lagi
5.000 anak ditahan atau dipenjara, yang 84 persen di antaranya ditempatkan
dipenjara dewasa.
Banyak media massa sudah sering memberitakan kasus-kasus perlakuan
kasar, penyalahgunaan atau pelecehan (child
abuse) terhadap anak-anak. Menurut Komisi Nasional Perlindungan Anak,
selama tahun 2005 diketemukan 736 kasus kekerasan terhadap anak yang terbagi
atas: 327 kasus perlakuan salah secara seksual, 233 kasus perlakuan salah
secara fisik, 176 kasus kekerasan psikis dan 130 kasus penelantaran anak.
Sekjen Komnas Anak Aris Merdeka Sirait mengemukakan, Indonesia merupakan
pemasok perdagangan anak dan wanita (trafficking) terbesar di Asia Tenggara.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan lembaganya, terdapat sekitar 200 sampai
300 ribu Pekerja Seks Komersil (PSK) berusia di bawah usia 18 tahun. Tak cuma
di dalam negeri, mereka juga memasok kebutuhan di Asia Tenggara. Sedihnya lagi,
kata Sirait, "Sekitar 23 persen dari 6750 tenaga kerja wanita (TKW) yang
bekerja di Hongkong ternyata bekerja di wilayah prostitusi." (Tempointeraktif.com,2/12/2004). Berita
dan penelitian semacam itu mungkin sering kita baca dan kita dengar setiap
hari. Pastinya ada perasaan cemas, khawatir dan was-was mengingat kondisi ini
jelas mengancam generasi muda kita, dan gejala ini tidak hanya menimpa generasi
muda di perkotaan saja, tapi ternyata permasalahan ini sudah sampai ke pelosok
desa.
B. Faktor-Faktor Yang
Mendukung Perkembangan Budaya Barat Dikalangan Generasi Muda Sekarang Ini
Budaya
Barat berkembang dengan sangat pesat di Indonesia. Perkembangannya tidak hanya
terjadi di kota-kota besar, namun telah merambah ke kota-kota kecil, bahkan ke
desa-desa. Tanpa disadari, masyarakat telah memadukan budaya Barat dengan
budaya Timur dalam aspek kehidupan mereka.
1. Faktor
Internal
Generasi
muda memiliki semangat yang tinggi dalam aktivitas yang mereka gemari. Mereka
memiliki energi yang besar, yang dicurahkannya pada bidang tertentu, ide-ide
kreatif terus bermunculan dari pikiran mereka, walaupun pada sebagian remaja
tidak terlihat hal ini. Selain potensi yang besar, generasi muda terutama remaja
juga memiliki rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya.
Untuk menuntaskan rasa ingin tahunya, mereka cenderung menggunakan metode
coba-coba. Jika kurang berhati-hati, penggunaan metode ini sangat merugikan,
karena yang di coba belum tentu sesuatu yang baik.
Hal
ini juga terjadi pada saat budaya barat masuk kedalam kehidupan remaja. Sebagai
sesuatu yang asing dan baru, budaya ini menarik perhatian mereka. Sebagai
contoh, ketika berkembang system belajar yang menyenangkan atau disebut Quantum
Learning, remaja cenderung mencoba hal tersebut. Namun hal ini tidak terbatas
hanya pada budaya yang bersifat positif, tapi juga pada budaya negatif.
Misalnya,
ketika berkembang budaya “clubbing” di kota-kota besar, sebagian besar remaja
marasa tertarik untuk mencoba, sehingga ketika sudah merasakan kelebihannya,
perbuatan itu terus dilakukan. Tentu saja hal ini tidak terlepas dari peran
keluarga dalam membimbing remaja dalam menjalani masa yang sangat sulit ini.
peran keluarga ini akan dijelaskan pada subbab selanjutnya.
2. Faktor
Eksternal
Dalam
perkembangannya, budaya barat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor
internal, faktor eksternalnya antara lain keluarga, lingkungan, pergaulan,
perkembangan teknologi, dan media massa, berikut penjabarannya.
a.
Keluarga
Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, keluarga berperan penting dalam membimbing remaja untuk menentukan
yang baik atau tidak untuk dilakukan. Orang tua memegang peranan utama didalam
sebuah keluarga. Segala tindakanya akan berpengaruh besar terhadap perkembangan
fisik dan psikis anak. Remaja dengan orang tua yang memperhatikan mereka
cenderung dapat memilah budaya barat yang berdampak positif atau negatif bagi
mereka. Namun juga terdapat sebagian remaja yang bersal dari keluarga yang baik
dan harmonis terjebak dalam gaya hidup yang salah. Hal ini dipengaruhi
faktor-faktor lainnya.
b.
Kondisi Lingkungan
Lingkungan turut mempengaruhi budaya
barat. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, budaya ini cenderung
berkembang pesat di kota-kota besar. Kondisi kota besar yang cepat mendapatka
informasi baru, menyebabkan masyarakatnya lebih mudah terpengaruh. Ditambah
dengan sistem hidup yang terbuka terhadap budaya asing. Namun saat ini, kondisi
kota kecil dan perdesaan yang semakin maju memudahkan masuknya
informasi-informasi baru. Budaya barat telah teradaptasi sedikit demi sedikit
oleh masyarakatnya.
c.
Pergaulan
Faktor yang paling mempengaruhi remaja
dalam mengadaptasi budaya barat ialah teman pergaulan. Teman pergaulan ini
biasanya merupakan teman sebaya. Bagi sebagian besar remaja, teman memiliki
posisi yang lebih penting daripada orang tua. Teman merupakan tempat berbagi
kesedihan dan kebahagiaan, tempat mencurahkan rahasia-rahasia dalam dirinya.
Oleh karena itu, munculah suatu ikatan ketergantungan dengan teman.
Apabila teman-temannya mengajak kepada
sesuatu yang baru, rasa keterikatan itu menghalangi remaja untuk menolak. Jika
teman pergaulannya dapat memilah budaya yang baik untuk diadaptasi, hal ini
akan menguntungkan diri mereka. Namun, jika teman pergaulannya tidak dapat
bersikap bijak, remaja akan terbawa pada sesuatu yang negatif.
d.
Perkembangan Teknologi
dan Media Massa.
Perkembangan teknologi yang tidak pernah
berhenti, memudahkan remaja dalam mengadaptasi budaya asing. Seperti pada
penggunaan Internet, budaya yang berkembang di negara-negara barat dapat dengan
cepat diketahui dan diserap oleh remaja. Begitu juga dengan perkembangan media massa.
Televisi sebagai media penyampai pesan audio dan visual sering menampilkan
tayangan yang telah mencampurkan budaya timur dan barat. Bahkan dalam sebagian
tayangan, budaya timur telah hilang.
Tidak cukup hanya dengan media
elektronik, media cetak pun turut mempropagandakan gaya hidu barat. Majalah dan
tabloid remaja yang mendominasi di Indonesia sarat dengan nilai-nilai asing,
juga perkembangan yang terjadi di luar negri.
Seorang peneliti bernama Dawyer Menyimpulkan,
sebagai media visual, TV mampu merebut 94 % saluran masuknya pesan dan
informasi kedalam jiwa manusia. TV mampu membuat orang pada umumnya mengingat
50 % dari yang mereka lihat dan dengar di TV, walaupun hanya sekali
ditayangkan. Atau, secara umum orang akan mengingat 85 % dari yang mereka lihat
di TV setelah 3 jam kemudian, da 65 % setelah 3 hari kemudian ( Solihin, 2003 :
136 ). Hal ini akan sangat memudahkan remaja, yang daya ingatnya masih kuat,
untuk mengadaptasi budaya barat.
Keadaan generasi muda seperti sekarang
ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti berikut ini:
1)
Orangtua/ Keluarga
Kondisi
ekonomi yang sulit, misalnya, sering memaksa banyak orangtua mengorbankan
anak-anak mereka. Banyak anak, misalnya, terpaksa-bahkan dipaksa
orangtuanya-untuk bekerja pada usia dini. Yang lebih menyedihkan, mereka ada
yang dipaksa bekerja sebagai PSK. Banyak pula anak-anak yang menjadi korban
perceraian orangtuanya; menjadi anak-anak brokenhome yang cenderung berperilaku
negatif seperti menjadi pecandu narkoba, terjerumus seks bebas, dll.
2)
Media Massa, (Terutama
Televisi)
Secara
langsung ataupun tidak, telah ikut andil dalam mendorong berbagai kasus yang
mendera anak-anak kita. Banyaknya kasus kriminalitas anak, misalnya, sering
diinspirasi oleh tayangan-tayangan kekerasan dalam televisi. Demikian pula
kasus-kasus seksual yang dilakukan anak-anak. Televisi, misalnya, banyak
'mengajarkan' pergaulan bebas dalam bentuk sinetron. Mungkin niat awalnya hanya
sebatas mengangkat realitas. Namun kenyataannya, hal ini justru sering memberi
semacam 'inspirasi' kepada penontonnya, terutama anak-anak.
3)
Negara
Kebijakan keliru yang dilakukan oleh negara
dalam pengelolaan ekonomi, misalnya, diakui atau tidak, telah mengakibatnya
lahirnya banyak keluarga miskin. Dijualnya berbagai sumber kekayaan alam oleh
negara atas nama privatisasi, misalnya, telah mengakibatkan berbagai sumber
kekayaan alam negara itu dikuasai oleh asing. Akibatnya, Indonesia kehilangan
pendapatan yang sangat besar untuk mensejahterakan warganya. Inilah, antara
lain, yang mendorong lahirnya banyak keluarga miskin. Kondisi ini memaksa para
orangtua dari keluarga miskin untuk mempekerjakan anak-anaknya yang masih di
bawah umur, bahkan di antara mereka ada yang dipekerjakan sebagai pekerja seks.
Padahal, pada dasarnya, tidak akan ada orangtua yang tega membebani anaknya
untuk bekerja pada usia yang belum saatnya, apalagi untuk menjadi seorang PSK.
Namun, karena faktor kemiskinan, banyak orangtua tidak memiliki pilihan lain
karena pemenuhan kebutuhan sehari-hari adalah tuntutan yang tidak dapat
ditoleransi. Walhasil, anak-anak pada akhirnya menjadi salah satu korban dari
kemiskinan struktural yang diciptakan oleh negara. Juga soal penegakan hukum
yang tidak adil, sehingga seorang koruptor tapi punya uang bisa melenggang
dengan bebas tanpa hukuman, sedangkan pencopet sudah dia babak belur dihajar massa,
masih juga harus masuk bui.Dari ketiga faktor di atas, hal yang paling besar
berperan dalam mempercepat penyebarannya adalah peran dari media, dalam hal ini
televisi terutama sinetron.Kalaulah prostitusi, kekerasan, perkelahian bila
berjalan sendiri-sendiri, perkembangannya tidak mungkin bisa seperti saat
sekarang ini, dimana kita bisa lihat hampir setiap wilayah mengalami dampak yang sama.Karena apa yang sebenarnya ditonton anak-anak & remaja dari
TV? Anak-anak menonton acara TV apa saja karena kebanyakan keluarga tidak
memberi batasan menonton yang jelas: mulai dari acara gosip selebritis; berita
kriminal berdarah-darah, sinetron remaja yang penuh kekerasan, seks, intrik,
mistis, amoral; film dewasa yang diputar dari pagi hingga malam; penampilan grup
musik yang berpakaian seksi dan menyanyikan lagu dengan lirik orang dewasa,
sinetron berbungkus agama yang banyak menampilkan rekaan azab, hantu, iblis,
siluman, dan seterusnya.Dimana makian-makian, kata-kata kotor bisa kita dengar
dari sinetron yang ditonton. Bahkan adegan yang seharusnya disensor seperti
ciuman dan adegan seks dapat kita lihat dengan bebas kita tonton di
sinetron.Kalau film bioskop kurang memiliki dampak yang global karena hanya
orang yang punya uang dan punya waktu saja yang menontonnya, itu pun harus
pergi ke bioskop. Sedangkan televisi memiliki efek global yang sangat luas
karena hampir setiap rumah memiliki pesawat televisi dan pastinya ditonton oleh
seluruh keluarga.
Bayangkan, Di Indonesia saat ini terdapat 11 televisi nasional dan
9 di antaranya menyiarkan sinetron. Total tayang sinetron per minggu adalah 207
jam 30 menit, baik sinetron tayang ulang maupun sinetron baru, yang jam
tayangnya dimulai pada pukul 7.30 WIB dan terakhir pada pukul 00.30 WIB. Kalau
dihitung, setidaknya setiap tahun muncul sekira 300 judul sinetron baru. Sebuah
media yang paling efektif untuk mencuci otak penontonnya. Belum lagi dampak
rusaknya bahasa Indonesia dan lakon-lakon siteron remaja yang kejar tayang,
sehingga mutu cerita tidak terperhatikan.Sedangkan alibi rating televisi selalu jadi argumen stasiun TV memproduksi
acara-acara seperti itu. Banyaknya penonton yang menonton tayangan seperti
itulah yang membuat mereka masih tetap eksis.Nah sekarang semua berpulang pada
kita, akan tetap berlanjut atau kita menginginkan generasi muda yang sehat.
C. DAMPAK YANG
MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN GENERASI MUDA TERHADAP PENGARUH LUAR
Saat
ini,adat dan kebudayaan kita semakin lama semakin memudar. Itu dikarenakan
adanya berbagai pengaruh dari berbagai sisi,seperti contohnya kebudayaan
baratyang saat ini semakin digemari oleh kaum muda di Indonesia ini. Generasi
muda Indonesia saat ini semakin mengutamakan gaya hidupnya seperti orang-orang
barat yang mereka modern. Dari cara berpakaian banyk remaja-remja kita yang
berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya barat. Mereka menggunakan
pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak
kelihatan. Pad hal cara berpakaian tersebut jeles-jelas tidak sesuai dengan
kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna.
Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi
identitasnya. Tidak banyak yang mau melestarikan budaya bangsa dengan
mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Selain
itu juga kemajuan teknologi yang semakin maju,yang membuat semua serba simpel
dan mudah untuk didapat. Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan
informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apalagi bagi anak
muda,internet sudah menjadi santapan mereka sehari-hari. Jika digunakan secara
semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak,kita
akan mendapat kerugian. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya
internet saja,tetapi juga pegangan wajib mereka yaitu handphone.
Belum
juga dengan adanya dampak globalisasi yang meyakinkan masyarakat Indonesia
bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup
kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika
hal tersebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
1.
Dampak Positif dan
Negatif dari Perkembangan Budaya Barat
a.
Dampak Positif.
1)
Mengubah Sistem Belajar
Pola belajar yang
monoton kini telah digantikan oleh system pembelajaran yang disebut dengan
“Enjoy Learning”. Sistem ini telah diterapkan oleh banyak Sekolah di Indonesia.
Melalui sistem ini, generasi muda dapat merasakan belajar sebagai suatu hal
yang menyenangkan dan merupakan suatu kebutuhan.
2)
Memudahkan Jalur
Komunikasi dan Informasi.
Budaya barat yang masuk
ke Indonesia telah membawa teknologi yang bermanfaat, seperti Televisi,
Internet, dan Telepon selular. Jika
pada zaman dahulu orang harus menunggu lama untuk mengetahui kejadian di
Amerika Serikat , saat ini dapat dengan mudah dilihat di Televisi
atau diakses melalui Internet. Untuk komunikasi jarak jauh, kita tidak perlu
lagi kekantor pos untuk mengirim surat. Dengan menggunakan Telepon selular,
dengan mudah seseurang dapat berkomunikasi dengan orang lain bahkan di Benua
yang berbeda. Hal ini memperlancar komunikasi dan informasi di Indonesia.
3)
Mengembangkan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi.
Dengan adanya pengembangan
system belajar serta lancarnya jalur komunikasi dan informasi, memudahkan
generasi muda untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di negara lain. Sehingga akan dihasilkan genersai
muda Indonesia yang cerdas untuk membangun bangsa.
b.
Dampak Negatif
1) Perubahan
Gaya Hidup Remaja.
Gaya
hidup “hura-hura” sangat mendominasi dikalangan remaja barat. Namun, kebanyakan
remaja telah mengadopsi gaya hidup ini. Hal ini tidak terbatas pada kota-kota
besar, tapi sudah banyak remaja di kota-kota kecil yang merubah gaya hidup
mereka. Remaja denga gay hidup “hura-hura” menjalani hidup sesuai dengan
keinginan mereka. Mereka menghabiskan hidupnya untuk melakukan hal-hal yang
menyenangkan, berpesta pora, dan menghabiskan waktu dengan sia-sia.
2) Pergaulan
Bebas.
Dalam
pergaulan remaja barat, hampir tidak ada “batasan” antara pria dan wanita.
Pacaran yang kemudian dilanjutkan dengan pelukan, ciuman, bahkan hubungan badan
merupakan hal yang biasa. Dengan adanya pengaruh dari media yang sangat
kuat,pergaulan bebas mulai marak dikalanga generasi muda Indonesia. Ironisnya
budaya ini telah berkembang hingga kekota yang dikenal dengan julukan “kota
pelajar”.
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat
Penelitian Bisnis dan Humaniora (LSCK PUSBIH) selam 3 tahun, mulai Juli 1999
hingga Juli 2002, dengan melibatkan sekitar 1.660 responden dari 16 Perguruan
tinggi negeri dan swasta di Yogyakarta, diperoleh data bahwa 97,05 %
mahasiswinya sudah kehilangan keperawanannya saat kuliah. ( Solihin , 2003 :
39).
Selain
karena adanya dukungan media, hal ini juga disebabkan oleh suasana kos yang
mendukung di Yogyakarta, yaitu tidak adanya kontrol oleh pemilik kos. Hal ini
merupakan sebuah peringatan keras bagi bangsa Indonesia untuk memperbaiki
kondisi generasi muda
3) Hilangnya
Rasa Bangga Terhadap Budaya Timur.
Saat
ini, hampir sebagian besar generasi muda telah kehilangan jati dirinya sebagai
bangsa timur. Hal ini terjadi karena tidak ada lagi rasa bangga terhadap budaya
timur. Seorang remaja yang rajin belajar, menghabiskan waktu di perpustakaan
dan di rumah, dan patuh pada orang tua dan guru dianggap sebagai orang yang norak,
kuno, dan kurang pergaulan.
Sebaliknya,
remaja yang nilai-nilainya rendah, menghabiska waktu di mal atau diskotek,
melawan pada guru, berontak terhadap keinginan orang tua, dan yang menganut
gaya hidup “hura-hura” dianggap sebagai dewa pergaulan. Sehingga banyak remaja
yang merubah gaya hidupnya demi pergaulan ( Ilmi , 2007 : 16).
2.
Penanggulangan Dampak
Negatif Budaya Barat
Budaya
Barat saat ini berkembang pesat di Indonesia, baik yang bersifat positif dan
negatif sangat mudah diterima masyarakat, khususnya generasi muda. Pengaruh
positif dan negatif ini telah dibahas pada subbab sebelumnya. Para orangtua
sangat khawatir atas perkembangan pergaulan remaja saat ini. Oleh karena itu,
sebagai generasi muda yang baik kita hendaknya tidak mengikuti budaya barat
yang berdampak negatif.
Seperti
yang telah disebutkan sebelumnya, saat ini remaja yang tidak mengikuti
perkembangan yang terjadi akan dianggap kuper atau tidak modern, tetapi remaja
sekalian jangan takut karena tidak semua perkembangan yang ada berdampak baik.
Untuk selanjutnya penulis akan memberikan solusi cara mengatasi pengaruh budaya
Barat yang bersifat negatif, diantaranya sebagai berikut:
a)
Remaja seharusnya dapat
memilah dan menyaring perkembangan budaya saat ini, jangan menganggap semua
pengaruh yang berkembang saat ini semuanya baik, karena belum pasti budaya
barat tersebut diterima dan dianggap baik oleh Budaya Timur kita.
b)
Para Orangtua sebaiknya
lebih mendekatkan diri kepada anaknya, dan berusaha menjadi teman untuk anaknya
sehingga dapat memberikan saran kepada anak, dan anak pasti akan merasa lebih
dekat kepada Orangtua dan akan mengingat saran dari Orangtuanya tersebut.
c)
Pemerintah lebih tegas
terhadap peraturan, khususnya penyimpangan perilaku akibat pengaruh budaya
asing. Masyarakat
hendaknya membantu pemerintah, dalam menanggulangi perkembangan budaya Barat
yang bersifat negatif
D. PERAN PANCASILA DALAM
MEMBENTUK GENERASI MUDA DAN KEMANDIRIAN BANGSA
Pancasila memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan bangsa
Indonesia saat ini dan seterusnya. Dalam era globalisasi pancasila menjadi
ideology bangsa yang dapat menjadi filterisasi terhdap banyaknya kebudayaan
yang masuk secara global. Pancasila sebagai identitas negarapun dapat digunakan
untuk mendukung ideology bangsa dalam kehidupanbangsa saat ini, karena dapat
nmemperkuat jati diri bangsa Indonesia yang seutuhnya.
Selain itu pancasila identitas dan jiwa bangsa ini dapat memberikan
semangat dalam memajukan bangsa yang seang berkembang ini. Bahwasanya Indonesia
tidak merdeka dengan begitu mudah, melainkan edengan seluruh perjuangan jiwa
dan raga. Dengan semangat tersebutlah dapat membangkitkan semangat untuk meraih
yang lebih baik dan tidak menyia-nyiakan perjuangan yang telah dilakukan oleh
pendahulu.
Peran pancasila dalam kehidupan saat inipun sangat penting dalam system
etika, yang disadari atau tidak etika di Indonesia saat ini mengalami
kemunduran. Dan pancasila dapat digunakan sebagai tonggak untuk meluruskan
kembali.
thank for the information
ReplyDeleteBingung mencari situs judi Slot online ?
ReplyDeleteLangsung aja , gabung bersama dengan BOLAVITA yang menyediakan permainan slot online yang cukup banyak permainan nya .
Transaksi bisa dilakukan melalui :
=> PULSA ( XL & TELKOMSEL )
=> E-wallet (OVO, LINK AJA, GO-PAY, JENIUS dan DANA)
=> Bank (BCA, BRI, BNI, MANDIRI, CIMB NIAGA dan DANAMON)
Ayo segera daftar Akun Hoki Anda sekarang juga !!
KLIK DISINI UNTUK MENDAFTAR BOLAVITA
Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami via livechat ataupun :
✔ WA / TELEGRAM : +62812-2222-995
✔ INSTAGRAM : @bola.vita
✔ FACEBOOK : @bolavita.ofc