Monday, 16 July 2012

Tugas Ekonomi Pembangunan: PENGANGGURAN

Tugas: Ekonomi Pembangunan 

PENGANGGURAN

A.     Pengertian Pengangguran
Pada keadaan yang ideal, diharapkan besarnya kesempatan kerjasama dengan besarnya angkatan kerja, sehingga semua angkatan kerja akan mendapatkan pekerjaan. Pada kenyataannya keadaan tersebut sulit untuk dicapai. Umumnya kesempatan kerja lebih kecil dari pada angkatan kerja, sehingga tidak semua angkatan kerja akan mendapatkan pekerjaan, maka timbullah penggangguran.
Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan  tetapi  belum  dapat  memperolehnya.  Masalah  pengangguran  yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau bekerja secara tidak optimal.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam:
1.      Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang betul-betul tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini terjadi ada yang karena belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal dan ada juga yang karena malas mencari pekerjaan atau malas bekerja.
2.      Pengangguran Terselubung (Disguessed Unemployment)
Pengangguran  terselubung  yaitu  pengangguran  yang  terjadi  karena  terlalu banyaknya tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan padahal dengan mengurangi tenaga  kerja  tersebut sampai  jumlah  tertentu  tetap  tidak  mengurangi  jumlah produksi. Pengangguran terselubung bisa juga terjadi karena seseorang yang bekerja tidak sesuai dengan bakat dan kemampuannya, akhirnya bekerja tidak optimal.
3.      Setengah Menganggur (Under Unemployment)
Setengah menganggur ialah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada pekerjaan untuk sementara waktu. Ada yang mengatakan bahwa tenaga kerja setengah menganggur ini adalah tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu atau kurang dari 7 jam sehari. Misalnya seorang buruh bangunan yang telah menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek, untuk sementara menganggur sambil menunggu proyek berikutnya.

B.     Sebab-Sebab Pengangguran
Sebab-sebab terjadinya pengangguran terutama disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
a.       Angkatan kerja yang terus meningkat jumlahnya dan pertumbuhan kesempatan kerja tidak seimbang dengan pertumbuhan angkatan kerja.
b.      Angkatan kerja yang sedang mencari kerja tidak dapat memenuhi persyaratan-persyaratan yang diminta oleh dunia kerja.
c.       Besarnya  angkatan  kerja  tidak  seimbang  dengan  kesempatan  kerja. Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
d.      Struktur lapangan kerja tidak seimbang
e.       Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
f.       Penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang.
g.      Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.

Bila ditinjau dari sebab-sebabnya, pengangguran dapat digolongkan menjadi 7, yaitu:
1)     Pengangguran Friksional (Transisional).
Pengangguran ini timbul karena perpindahan orang-orang dari satu daerah ke daerah lain, dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain dan karena tahapan siklus hidup yang berbeda.
Contoh:
§  Perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri, untuk sementara menganggur.
§  Berhenti dari pekerjaan yang lama, mencari pekerjaan yang baru yang lebih baik.
2)     Pengangguran Struktural
Pengangguran ini terjadi karena adanya perubahan dalam struktur perekonomian yang menyebabkan kelemahan di bidang keahlian lain. Contoh: Suatu daerah yang tadinya agraris (pertanian) menjadi daerah industri, maka tenaga bidang pertanian akan menganggur.
3)     Pengangguran Siklikal atau Siklus atau Konjungtural
Pengangguran ini terjadi karena adanya gelombang konjungtur, yaitu adanya resesi atau kemunduran dalam kegiatan ekonomi. Contoh: Di suatu perusahaan ketika sedang maju butuh tenaga kerja baru untuk perluasan usaha. Sebaliknya ketika usahanya merugi terus maka akan terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau pemecatan.
4)     Pengangguran Musiman (Seasonal)
Pengangguran musiman terjadi karena adanya perubahan musim. Contoh: pada musim panen, para petani bekerja dengan giat, sementara sebelumnya banyak menganggur.
5)     Pengangguran Teknologi
Pengangguran ini terjadi karena adanya penggunaan alat–alat teknologi yang semakin modern. Contoh, sebelum ada penggilingan padi, orang yang berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, setelah ada mesin penggilingan padi maka mereka tidak bekerja lagi.
6)     Pengangguran Politis
Pengangguran  ini  terjadi  karena  adanya  peraturan  pemerintah  yang  secara langsung atau tidak, mengakibatkan pengangguran. Misalnya penutupan Bank-bank bermasalah sehingga menimbulkan PHK.
7)     Pengangguran Deflatoir
Pengangguran deflatoir ini disebabkan tidak cukup tersedianya lapangan pekerjaan dalam perekonomian secara keseluruhan, atau karena jumlah tenaga kerja melebihi kesempatan kerja, maka timbullah pengangguran.

C.     Dampak Pengangguran

Dilihat dari segi ekonomi, pengangguran memiliki dampak sebagai berikut:
1)     Pengangguran secara tidak langsung berkaitan dengan pendapatan nasional. Tingginya jumlah pengangguran akan menyebabkan turunnya produk domestik bruto (PDB), sehingga pendapatan nasional pun akan mengalami penurunan.
2)     Pengangguran  akan  menghambat  investasi,  karena  jumlah  tabungan masyarakat ikut menurun.
3)     Pengangguran  akan  menimbulkan  menurunnya  daya  beli  masyarakat, sehingga akan mengakibatkan kelesuan dalam berusaha.

Ditinjau dari segi sosial, pengangguran bisa menimbulkan dampak yang tidak kecil. Secara sosial, pengangguran dapat menimbulkan:
1)      Perasaan rendah diri;
2)      Gangguan  keamanan  dalam  masyarakat,  sehingga  biaya  sosial  menjadi meningkat.

Untuk  mengetahui  dampak  pengganguran  terhadap  per-ekonomian  kita  perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek ekonomi, yaitu:
1.      Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian Suatu Negara
Tujuan  akhir  pembangunan  ekonomi  suatu  negara  pada  dasarnya  adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus.Jika  tingkat  pengangguran  di  suatu  negara  relatif  tinggi,  hal  tersebut  akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan. Hal  ini  terjadi  karena  pengangguran  berdampak  negatif  terhadap  kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
Ø  Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran  yang  dicapainya.  hal  ini  terjadi  karena  pengangguran  bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
Ø  Pengangguran  akan  menyebabkan  pendapatan  nasionla  dari  sektor  pajak berkurang. hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan  perekonomian  menurunsehingga  pendapatan  masyarakat  pun  akan menurun. dengan demikian, pajak yang harus diterima dari masyarakat pun akan menurun. jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
Ø  Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. adanya pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. keadaan demikian tidak merangsang  kalangan  investor  (pengusaha)  untuk  melakukan  perluasan  atau pendirian  industri baru. dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
2.      Dampak Pengangguran Terhadap Individu yang Mengalaminya dan Masyarakat
Berikut  ini  merupakan  dampak  negatif  pengangguran  terhadap  individu  yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
·         Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
·         Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
·         Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik.
Apabila  pengangguran  dibiarkan  tentunya  akan  berdampak  negatif  terhadap kegiatan ekonomi masyarakat. Bila tingkat pengangguran tinggi akan menyebabkan tingkat kemakmuran rendah, bahkan dapat membahayakan stabilitas negara. Beberapa akibat pengangguran di antaranya:
a.      terjadinya bahaya kelaparan,
b.      tingkat pertumbuhan ekonomi rendah,
c.      pendapatan perkapita masyarakat rendah,
d.     angka kriminalitas tinggi.

D.     Usaha Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Pengangguran
Cara-cara mengatasi pengangguran.
1.         Memperluas kesempatan kerja
Menurut Soemitro Djojohadikusumo, kesempatan kerja dapat diperluas dengan dua cara, yaitu:
a.       Pengembangan  industri, terutama jenis industri yang bersifat padat karya (yang dapat menyerap relatif banyak tenaga kerja);
b.      Melalui berbagai proyek pekerjaan umum, seperti pembuatan jalan, saluran air, bendungan dan jembatan.
2.         Menurunkan jumlah angkatan kerja
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan jumlah angkatan kerja, misalnya  program  keluarga  berencana,  program  wajib  belajar  dan  adanya pembatasan usia kerja minimum.
3.         Meningkatkan kualitas kerja  dari tenaga  kerja yang  ada, sehingga mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan keadaan. Banyak cara yang bisa dilakukan, seperti melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, kursus, balai latihan kerja, mengikuti seminar dan yang lainnya.

Untuk itu perlu diupayakan cara mengatasi pengangguran, antara lain sebagai berikut:
a.       Meningkatkan mutu pendidikan,
b.      Meningkatkan latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan keterampilan sesuai tuntutan industri modern,
c.       Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan,
d.      Mendorong terbukanya kesempatan usaha-usaha informal,
e.       Meningkatkan pembangunan dengan sistem padat karya,
f.       Membuka kesempatan kerja ke luar negeri.

Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sbb :

1.      Cara mengatasi pengangguran structural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
·         Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
·         Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan
·         Mengadakan  pelatihan  tenaga  kerja  untuk  mengisi  formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
·         Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

2.      Cara mengatasi pengangguran friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sbb:
·         Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri- industri baru, terutama yang bersifat padat karya
·         Deregulasi  dan  debirokratisasi  di  berbagai  bidang  industri  untuk merangsang timbulnya investasi baru
·         Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry
·         Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal lainnya.
·         Pembukaan  proyek-  proyek  umum  oleh  pemerintah,  seperti pembangunan jembatan, jalan raya, pltu, plta, sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.

3.      Cara mengatasi pengangguran musiman :
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :
·         Pemberian informasi cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan
·         Melakukan pelatihan di bidang ketrampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.

4.      Cara mengatasi pengangguran siklus :
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini adalah :

·         Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
·         Meningkatkan daya beli masyarakat.


Follow: @ardimoviz




No comments:

Post a Comment